Tumpahan kopi mampu menginspirasi ilmuwan mengembangkan aplikasi nanoteknologi. Mengapa bisa begitu?
Menikmati secangkir kopi, bagi sebagian orang, adalah ritual harian yang tidak boleh dilewatkan. Kadang di tengah keasyikan menghirup kopi, kita menumpahkan satu atau dua tetes cairan kopi, entah ke atas meja baca atau permukaan baju. Jika dibiarkan mengering dengan sendirinya, ternyata bekas tumpahan kopi tadi akan membentuk serangkaian pola lingkaran gelap yang teratur.
Cairan kopi sebetulnya hampir seluruhnya terdiri dari air. Hanya di dalam air tersebut telah terkandung larutan butir-butir kopi yang sangat kecil. Pada temperatur ruang di sekitar kita, molekul-molekul air dalam gelas bergerak secara acak, dan gerakan ini membuat butir-butir kopi selalu terhantam-hantam oleh molekul air yang mengelilinginya. Karena itu, jika dilihat di bawah mikroskop, maka butir-butir kopi akan terlihat bagaikan menari liar tak beraturan. Saat kita menumpahkan cairan kopi keluar gelas, maka sekelompok butir-butir kopi juga akan ikut tertuang keluar.